Popular Posts

Jam

RSS

Pages

Cara Menurunkan Berat Badan Dengan Cepat dan Alami

Cara Menurunkan Berat Badan Dengan Cepat dan Alami

Cara menurunkan berat badan yang sangat berguna untu menguruskan badan anda dengan cara memperhatikan pola makan yang sehat dan alami tanpa harus selalu menghindari jenis-jenis makanan tertentu akan menjadi pembahasan pada jumpa ini. Saat ini banyak sekali orang menjalankan program diet hanya untuk sekedar untuk melakukan larangan dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari, namun terkadang akibat menjalankan progran tersebut tubuh menjadi lemas dan menjadi kurang bergairah. Yang berujung kita menjadi lelah untuk meneruskan program diet tersebut.
Cara Menurunkan Berat Badan Dengan Cepat dan Alami
Untuk menghindarkan kejadian seperti diatas sebaiknya kita dapat menerapkan beberapa tips untuk diet sehat dibawah ini sebagai salah satu cara menurunkan berat badan secara cepat dan alami.
Obat Pelangsing Fruit and Plant
Cara menurunkan berat badan secara cepat dan alami:
- Tidak perlu untuk selalu menghindar dalam mengkonsumsi golongan jenis makanan tertentu, namun tetap selalu menjaga keseimbangan asupan nutrisi kedalam tubuh. Sebab untuk dapat menjaga supaya tubuh tetap sehat setiap saat, tubuh juga membutuhkan air, berbagai jenis vitamin, karbohidrat, asupan lemak, mineral serta serat yang dapat didapatkan dengan selalu mengkonsumsi semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.
- Selalu memperhatikan apa kebutuhan protein untuk tubuh. Tubuh manusia setiap hari selalu memerlukan 30 kg protein yang dapat kita peroleh dengan cara mengkonsumsi berbagai jenis daging, susu serta sumber-sumber protein makanan dari jenis polong-polongan, padi-padian serta protein dari kacang-kacangan.
- Jangan selalu menghindari mengkonsumsi semua jenis lemak, sebab bagaimanapun juga tubuh kita selalu membutuhkan asupan lemak sebanyak -+ 50 gram lemak/hari. Namun makanan yang mengandung lemak pilihan yang dapat diperoleh dari golongan gandum, kacangan serta minyak zaitun dan jenis-jenis makanan yang mempunyai kandungan lemak tak jenuh.
- Usahakan untuk makan hanya jika sedang lapar saja dan hindari perlakuan makan hingga terlalu kenyang serta usahakan selalu mengganti cemilan yang terlalu banyak mengandung lemak dan glukosa dengan mengkonsumsi buah-buahan segar.
- Selalu perbanyak mengkonsumsi air putih, pastikan sedikitnya menghabiskan 8 gelas setiap harinya.
- Lakukan terapi detoxifikasi secara berkala setiap waktu.
- Selalu menambahkan berbagai jenis makanan bernutrisi yang mengandung herbal untuk selalu menjaga vitalitas serta daya tahan tubuh terhadap berbagai macam penyakit.
- Dan yang terkahir membudayakan gaya hidup hidup sehat setiap hari, baik dari menjada kebersihan makanan dan kebersihan lingkungan sekitar kita.
Beberapa tips menurunkan berat badan dengan cara melakukan diet sehat seperti contoh diatas tidaklah terlalu berat untuk dijalani, sebab langkah-langkah tersebut sungguh mudah sekali dijalani. Walau memang sedikit memakan waktu untuk melihat hasilnya, namun apabila sudah terbiasa dilakukan setiap hari maka menjalankan tips diet alami yang telah dituliskan diatas akan terasa ringan dijalani. Akhir kata, penulis harap tips cara menurunkan berat badan dapat berhasil anda pratekan dan mendapatkan hasil yang memuaskan nantinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara Meningkatkan Prestasi Siswa

Cara Meningkatkan Prestasi Siswa

Peningkatan Pemahaman Siswa Dalam Materi Kalkulus Dengan Menulis Oleh : Noraini Idris.  ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efektivitas dari penggunaan kegiatan menulis terhadap pemahaman dan prestasi siswa pada materi Kalkulus. Desain penelitian ini adalah kuasi-eksperimental. Subyek penelitian ini terdiri dari dua sekolah menengah di salah satu negara bagian di Malaysia. Setiap sekolah dibagi menjadi dua kelompok, satu sebagai kelompok eksperimen dan lainnya sebagai kelas kontrol. Kelompok eksperimen belajar matematika dengan kegiatan menulis selama lima minggu, sedangkan kelompok kontrol belajar matematika dengan menggunakan model belajar matematika secara konvensional secara penuh. Jumlah tes Kalkulus dirancang dengan 20 item, dengan  reliabilitas sebesar 87. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen menunjukkan perbaikan prestasi belajar kalkulus yang lebih signifikan dibanding kelas kontrol. Para siswa di kelas eksperimen menunjukkan reaksi positif pada manfaat menulis. Temuan penelitian ini memberikan informasi kepada sekolah tentang efktivitas kegiatan menulis dalam meningkatkan pemahaman siswa.
Kata Kunci : Kalkulus, Menulis, Pemahaman, Prestasi, Siswa

PENDAHULUAN
Belajar matematika adalah sebuah proses yang kompleks dan dinamis. Kita pasti ingin siswa memahami informasi yang disajikan kepada mereka, juga ingin siswa memahami informasi yang mereka temukan sendiri. Tapi, apa sebenarnya yang kita maksud dengan istilah ‘paham’? Memahami tidak hanya berarti mengingat konsep-konsep matematika atau juga kemampuan untuk mengikuti prosedur. Memahami dalam pembelajaran matematika membutuhkan lebih dari sekedar mengingat fakta sederhana. Perkins dan Blythe (1994) mendefinisikan pemahaman sebagai kemampuan untuk menjelaskan, menemukan bukti dan contoh, melakukan generalisasi, menerapkan, menganalogikan, dan menjelaskan masalah dengan cara yang baru. Pembelajaran saat ini tidak lagi menekankan pada kebenaran jawaban akhir melainkan telah bergeser ke arah proses, konteks, dan pemahaman siswa. Setiap topik dalam matematika memiliki pemahaman konseptual dan penguasaan keterampilan tersendiri yang harus dipelajari oleh siswa. Pembelajaran matematika dalam rangka memberikan pemahaman pada siswa bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan bagaimana cara berpikir dan membuat keputusan (Allen, 1992; Borasi & Rose, 1989, Burton & Morfa, 2000; Countryman, 1992; Noraini, 2007). Dalam proses belajar matematika, guru perlu memberikan perhatian lebih untuk memastikan siswa tidak hanya memahami konsep-konsep matematika namun dapat berkomunikasi dan menjelaskan kepada orang lain apa yang telah mereka mengerti (NorainiIdris, 2000, 2006, 2007).
Guru matematika selalu berharap siswanya dapat memahami apa yang telah diajarkan, bukan hanya menerima fakta atau sekedar menerapkan prosedur untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan (Kazemi, 1998).  Oleh karena itu, penekanan baru dalam pengajaran matematika tidak difokuskan hanya pada jawaban akhir. Konsep belajar telah bergeser kepada konteks dan pemahaman yang ditunjukkan oleh siswa. Dalam hal ini, menulis dipandang sebagai salah satu cara untuk mendorong pemikiran kritis dan mendalam dalam diri siswa siswa, refleksi dan evaluasi pemahaman mereka. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang dapat dijadikan mekanisme untuk menilai pemahaman matematika siswa (Artzt & Armour-Thomas, 1992; Brown, 1997; Countryman, 1992; Noraini, 2006; Pugalee, 1997, 2001).
Dalam usaha ini, siswa tidak hanya belajar untuk memecahkan masalah namun lebih pada berpikir mendalam tentang mengapa metode yang digunakan tersebut dapat memberikan solusi. Selain itu, kegiatan menulis juga akan mendorong siswa untuk menghubungkan konsep baru dengan yang konsep sudah ada. Hal ini berefek pada pemahaman matematika secara mendalam tidak hanya pada tingkat instrumen tetapi pada pemahaman relasional dan logis.
Skemp (1976) menyatakan bahwa untuk memahami konsep, sekelompok konsep atau simbol adalah dengan mengasimilasikannya ke dalam skema yang cocok, yakni untuk membentuk hubungan antara ide-ide, fakta atau prosedur yang berlaku umum. Ini adalah proses yang dinamis dan tidak statis. Sebuah konsep dibangun dengan mengumpulkan data, kemudian menghubungkannya dengan konsep-konsep lain untuk menciptakan konsep yang jauh lebih kompleks. Skemp (1979) membedakan pemahaman menjadi tiga kategori yaitu pemahaman instrumental, relasional dan logis.

Pemahaman Instrumental
Pemahaman Instrumental adalah kemampuan untuk menerapkan aturan yang sesuai untuk solusi dari masalah tanpa mengetahui alasan mengapa aturan itu dapat bekerja. Dengan kata lain kita tahu “bagaimana” tapi tidak tahu “mengapa”. Pemahaman Instrumental misalnya diterapkan pada konsep menghitung rata-rata yakni hanya dengan mengetahui aturan komputasi dalam menghitung rata-rata dari serangkaian angka. Dalam penelitian ini istilah pemahaman instrumental, pengetahuan komputasi, kemampuan komputasi, keterampilan komputasi, keterampilan prosedural dan pengetahuan prosedural digunakan bergantian saat mengacu pada pemahaman instrumental. Skema yang dibentuk oleh pemahaman instrumental merupakan pengetahuan jangka pendek, paling cepat dan acquirable dimana jawaban yang benar dapat diberikan.
Pemahaman Relasional
Pemahaman Relational adalah kemampuan untuk menyimpulkan aturan atau prosedur khusus dari konsep matematika yang umum. Singkatnya, kita tahu tentang “bagaimana” dan “mengapa”. Dalam penelitian ini, istilah pemahaman relasional, pemahaman konseptual, dan pengetahuan konseptual digunakan bergantian namun tetap mengacu pada pemahaman relasional. Proses pengembangan skema relasional merupakan tujuan dari pembelajaran relasional. Di awal, siswa mungkin baru menemukan konsep, dan tujuan pemahaman relasional ini adalah menghubungkannya dengan skema yang tepat (relasional). Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini setara dengan pemahaman relasional, dan dalam prosesnya nanti skema tersebut telah mengalami pengembangan lebih lanjut. Tujuan lainnya adalah untuk menyimpulkan metode untuk masalah khusus, maupun aturan tertentu dalam tugas yang diberikan kepada siswa. Jika siswa sudah berada dalam proses ini, maka itu adalah bukti bahwa mereka telah ada pada tahap pemahaman relasional. Pemahaman Korelasional juga bertujuan untuk meningkatkan skema yang ada, membuat mereka lebih kohesif dan terorganisir sehingga nantinya lebih efektif untuk mencapai tujuan pertama dan kedua.
Sayangnya, akhir-akhir matematika proses belajar mengajar telah mengalami tren mengkhawatirkan. Banyak siswa yang telah menggunakan metode yang salah dalam proses pembelajaran matematika. Mereka berpikir bahwa pembelajaran matematika dengan menghafal aturan dan mengganti angka ke dalam rumus yang dipilih adalah cara yang benar. Selain itu, matematika dikatakan subjek mana satu diperlukan untuk memberikan jawaban yang salah atau benar (Miller, 1992).
Berdasarkan alasan ini, maka tidak ada lagi yang tidak biasa untuk menemukan siswa yang menggunakan prosedur tanpa memahami konsep di belakang mereka atau mereka yang memahami sedikit dari konsep di balik setiap prosedur yang digunakan (Hiebert & Lefevre, 1986). Menurut Borasi dan Rose (1989) hanya beberapa siswa berharap untuk belajar matematika bermakna dan hanya sejumlah kecil siswa melihat matematika sebagai membutuhkan pemikiran kreatif. Akibatnya, banyak siswa sering puas dengan manipulasi simbol dan rutin pemecahan masalah tanpa mencapai pemahaman yang mendalam mengenai prosedur konsep atau solusi untuk topik.
Anehnya, bahkan dengan sikap ini ada siswa yang mencapai nilai tinggi dalam matematika. Tapi mereka harus tahu bahwa nilai tinggi hanya untuk jangka pendek karena nilai tersebut tidak membantu dalam mengembangkan konsep-konsep matematika atau kemampuan pemecahan masalah yang diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam matematika (Borasi & Rose, 1989).
Dari perhatian yang lebih besar kepada para guru adalah bahwa sikap ini terbawa oleh mahasiswa ke perguruan tinggi atau tingkat universitas. Gordon (1997) menemukan bahwa banyak mahasiswa memiliki pemahaman yang lemah konsep-konsep matematika, dan bahwa siswa yang lemah dalam aljabar di sekolah menengah atas tidak hanya lemah dalam matematika tetapi juga memiliki sikap negatif terhadap subjek. Siswa-siswa hanya menghafal algoritma atau prosedur dan tidak mengerti makna di balik prosedur yang digunakan (Gordon, ibid). Bahkan beberapa siswa tidak menyadari ada makna dalam matematika dan bahwa konsep ada untuk setiap prosedur yang diterapkan. Mereka percaya bahwa pemecahan masalah matematika berarti untuk menjalankan operasi yang menggunakan simbol-simbol tanpa makna

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SIDANG-SIDANG BPUPKI

SIDANG-SIDANG BPUPKI
 
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan bertempat di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta. Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat Jepang, yaitu : Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Ketujuh yang bermarkas di Singapura dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas yang baru). Pada kesempatan itu dikibarkan  bendera Jepang, Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih oleh Toyohiko Masuda. Peristiwa itu membangkitkan semangat para anggota dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Sidang BPUPKI
Persidangan BPUPKI untuk merumuskan Undang-undang Dasar diawali dengan pembahasan mengenai persoalan “dasar” bagi Negara Indonesia Merdeka. Untuk itulah pada kata pembukaannya, ketua BPUPKI, dr. Radjiman Wediodiningrat meminta pandangan para anggota mengenai dasar Negara Indonesia merdeka tersebut. Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh. Yamin. Pada hari pertama persidangan pertama tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengemukakan lima “Azas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia” sebagai berikut :
1.   Peri Kebangsaan;
2.   Peri Kemanusiaan;
3.   Peri Ke-Tuhanan;
4.   Peri Kerakyatan;
5.   Kesejahteraan Rakyat.
Dua hari kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai berikut :
1.   persatuan
2.   kekeluargaan
3.   keseimbangan
4.   musyawarah
5.   keadilan sosial
Keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama itu. Pada kesempatan itulah Ir. Sukarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila”. Keistimewaan pidato Ir. Sukarno adalah selain berisi pandangan mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka, juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara, yaitu : Pancasila, Trisila, atau Ekasila. “Selanjutnya sidang memilih nama Pancasila sebagai nama dasar negara. Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Sukarno adalah sebagai berikut :
1.   Kebangsaan Indonesia;
2.   Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
3.   Mufakat atau demokrasi
4.   Kesejahteraan sosial;
5.   Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Persidangan pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945. Sidang tersebut belum menghasilkan keputusan akhir mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka. Selanjutnya diadakan masa “reses” selama satu bulan lebih.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. Oleh karena itu panitia ini juga disebut sebagai Panitia Sembilan. Anggota-anggota Panitia Sembilan ini adalah sebagai berikut :
1.   Ir. Sukarno
2.   Drs. Moh. Hatta
3.   Muh. Yamin
4.   Mr. Ahmad Subardjo
5.   Mr. A.A. Maramis
6.   Abdulkadir Muzakkir
7.   K.H. Wachid Hasyim
8.   K.H. Agus Salim
9.   Abikusno Tjokrosujoso.
Musyawarah dari Panitia Sembilan ini kemudian menghasilkan suatu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan Negara Indonesia Merdeka. Oleh Muh.Yamin rumusan itu diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan draft dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah :
1.   Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2.   (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3.   Persatuan Indonesia;
4.   (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5.   (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana Undang-undang Dasar, termasuk soal pembukaan atau preambule-nya oleh sebuah Panitia Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Sukarno dan beranggotakan 21 orang. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-undang Dasar dengan suara bulat menyetujui isi preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta.
Selanjutnya panitia tersebut membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai Prof. Dr. Mr. Supomo dengan anggotanya Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri dari Husein Djajadiningrat, Agus Salim dan Supomo.
Persidangan kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan Panitia Perancang Undang-undang Dasar. Ir. Sukarno selaku ketua panitia melaporkan tiga hasil, yaitu :
1.    Pernyataan Indonesia Merdeka;
2.    Pembukaan Undang-undang Dasar;
3.    Undang-undang Dasar (batang tubuh);

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 cara memotivasi siswa supaya giat belajar


5 Cara Memotivasi Siswa Supaya Giat Belajar

Mampu memotivasi siswa untuk belajar adalah perjuangan yang dihadapi oleh semua guru. Maka, sebagai seorang pendidik, jangan pernah heran ketika muncul pertanyaan; bagaimana cara Anda memotivasi siswa untuk belajar?

Mampu memotivasi siswa untuk belajar memang menjadi tantangan yang dihadapi para guru sehari-hari. Ini merupakan salah satu komponen penting dari pengajaran yang efektif, termasuk me-manage kelas. Jika siswa tidak termotivasi belajar, maka besar kemungkinan mereka tidak akan terlibat dalam
pelajaran. Lalu, jika mereka tidak terlibat dalam pelajaran akan menyebabkan bermacam masalah dalam manajemen kelas.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan mencari cara terbaik untuk melakukannya. Penting bagi para guru untuk memicu minat siswa pada awal setiap pelajaran.

Bagaimana caranya? Berikut adalah enam strategi efektif untuk memotivasi siswa belajar:

1. Gunakan pertanyaan untuk berpikir kritis
Hal yang baik dari metode ini adalah mereka (siswa) tidak selalu memiliki jawaban benar atau salah sehingga mereka diperbolehkan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan siswa hanya diberitahu untuk menghafal fakta.

Contoh: Guru meminta siswa mempelajari studi sosial pada penggunaan bom atom untuk mengakhiri Perang Dunia II. Untuk memicu minat pada awal pelajarannya ini, guru dapat meminta semua siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan berikut, "Menurut kalian, apakah Presiden Truman yang menjadi otak dalam peristiwa peledakan bom atom untuk mengakhiri Perang Dunia II? Mengapa?"

Selanjutnya, guru dapat membiarkan siswanya berbagi jawaban mereka untuk membentuk diskusi kelas. Setelah itu, guru mengambil sebuah jajak pendapat para siswa di kelas.

Para siswa yang tertarik dalam topik ini menjadikan guru lebih mudah untuk memulai pelajaran. Kemudian, pada akhir pelajaran, guru dapat mengambil polling lain untuk melihat, apakah pendapat mahasiswa telah berubah atau tidak.

2. Gunakan musik untuk mengajar
Musik merupakan salah satu alat pembelajaran paling sederhana dan merupakan cara yang bagus untuk memicu minat siswa. Sebagai contoh, saat mengajar pelajaran pada perdagangan budak dan "Middle Passage", seorang guru pernah memperkenalkan topik dengan memainkan lagu Bob Marley berjudul "Buffalo Soldier" dan "Catch a Fire"

3. Gunakan video
Video adalah salah satu alat pengajaran paling sering disalahpahami dan disalahgunakan. Padahal, jika digunakan dengan benar, video dapat menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Kuncinya adalah dengan menggunakan klip singkat dari film dan dokumenter dalam awal pelajaran, bukan di akhir pelajaran. Banyak film-film Hollywood atau film Nasional yang baik diterapkan dalam metode ini. Tetapi, Anda, guru, juga dapat menggunakan internet untuk men-download klip singkat dari film-film dokumenter tentang hal apapun untuk setiap tingkat kelas. Salah satu contoh untuk mencari sumber film dokumenter tersebut bisa diunduh di unitedstreaming.com.

4. Hubungkan apa yang siswa pelajari dengan yang sedang terjadi di dunia nyata
Pada beberapa mata pelajaran, cara ini jelas lebih mudah dilakukan dari yang lain. Siswa perlu mengetahui "mengapa" mereka belajar sesuatu.

5. Hubungkan yang dipelajari siswa dengan hal-hal yang penting bagi mereka
Trik di sini adalah untuk mengetahui pribadi siswa dan belajar tentang hal-hal yang menjadi kegemaran mereka. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dapat sangat menantang, tapi ini merupakan elemen penting dalam tahap menjadi seorang guru yang efektif. Sebagai tambahan, guru juga akan menemukan dirinya menikmati proses mengajar, karena jauh lebih mudah dibandingkan ketika guru merasa terpaksa dalam menjalankannya. (kompas.com)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Wellcome

Selamat Datang di Blog Saya.
Nama Saya : Dwi Febrianti
Kelas : XI IPA 1
SMA Negeri 1 Belitang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS